Friday 21 September 2012

Lego

Tau lego?
Mainan waktu aku kecil.
Aku ingat. Merangkai lego-lego itu menjadi sesuatu yang entah apa namanya.
Lego yang bentuknya persegi. Berwarna biru, merah, kuning dan hijau.
Kadang aku kesal. Kadang aku bosan.
Lalu aku menghancurkan susunan lego itu yang tingginya tidak sampai tigapuluh sentimeter.
Dan potongan lego itu menghilang. Tercecer entah kemana.
Lalu bertahun-tahun kemudian aku menemukan potongan lego itu di bawah tempat tidurku.
Usang, kotor dan berdebu. Dan aku lupa bagaimana rasanya bermain lego.
Dan aku disini. Berdiri di bawah sinar rembulan.
Menyusun kembali lego-lego itu—lego perasaan ini.
Lego itu sudah tinggi sekarang.
Dan aku tidak kesal. Aku tidak bosan.
Itulah alasan mengapa aku tetap menyusun lego perasaan itu sampai setinggi ini.
Dan aku tidak berniat untuk menghancurkannya.
Karena aku tidak siap jika aku harus menemukan potongan lego itu bertahun-tahun kemudian di bawah tempat tidurku.
Usang dan berdebu.

No comments:

Post a Comment