Friday 14 September 2012

Ditengah Atmosfir Australia #4

Kali ini  keheningan menyelimuti mereka berdua. Suasana kota Melbourne yang sedang ramai pun menjadi hening di telinga Claudie. Claudie dan Jonathan tenggelam di dalam pikirannya masing-masing.

Claudie berjalan tepat disamping Jonathan. Dan Demi Tuhan, mereka berdua terlihat sangat canggung. Tidak ada yang membuka percakapan terlebih dahulu, hanya Claudie yang kadang menggumam tidak jelas dan melirik Jonathan melalui ekor matanya, dan tetap saja Jonathan tidak bergeming. Entah apa yang membuat Jonathan menjadi pasif seperti ini. Apa karena kata-katanya tadi? Entahlah, saling berdiam diri dengan Jonathan seperti ini saja sudah cukup membuatnya gusar.

"Apa kau lapar? Sudah hampir 3 jam dan kita belum makan apa-apa." Claudie menoleh dan seketika mukanya bersemu merah. Ia mengangguk kecil. Mengetahui bahwa Jonathan tidak menoleh kearahnya dan kecil kemungkinan untuk Jonathan melihat bahwa Claudie mengangguk, Claudie dengan cepat berseru,

"Ya..," hening sejenak. "Aku lapar..,"

Jonathan berhenti sejenak dan menyambar lengan kiri Claudie perlahan. "Ayo, aku juga lapar." Claudie tersentak. "Oh, tunggu sebentar. Jangan kau bertanya padaku dimana kita akan makan sore ini, karena jujur aku sendiri juga tidak tahu kita akan makan dimana, tapi percayalah bahwa kita akan menemukan sebuah tempat yang memiliki cita rasa makanan paling enak karena instingku tidak pernah salah." Jonathan menoleh kearah Claudie dan terkekeh pelan. Claudie ternganga lalu seulas senyum tipis tersungging di bibirnya. Jonathan sudah kembali seperti sedia kala.

***

Claudie sendiri tidak tahu kemana Jonathan akan membawanya. Ia hanya menurut seperti seekor anjing yang sudah terlatih dengan majikannya. Claudie sedang asyik memikirkan segala kemungkinan kemana Jonathan akan membawanya sampai ia merasa terdorong oleh seseorang dan ia jatuh terduduk ke tanah--dengan sebelah tangan yang masih digenggam oleh Jonathan.

Jonathan tersentak dan segera berlutut di depan Claudie. "Kau tidak apa-apa? Yang mana yang sakit? Oh, astaga.." Claudie meringis lalu ia mencoba berdiri dengan susah payah dan tersenyum tipis.

"Aku tidak apa-apa. Aku baik-baik sa..."

"Astaga, maafkan aku young lady. Aku tidak sengaja menabrakmu.., Kau baik-baik saja?" Seorang pria tengah baya menghampiri Claudie dan meminta maaf padanya.

"Aku tidak apa-apa, Sir." Ujar Claudie sambil meringis dan tersenyum tipis kepada pria tengah baya itu. Dan pria tengah baya itupun menghela nafas lega dan tersenyum kepada Claudie lalu beralih kearah Jonathan.

"Jonathan? Kaukah itu? Astaga, kau sudah banyak berubah!" Jonathan dan Claudie saling berpandangan lalu pandangannya kembali tertuju pada pria itu.

"Aku pamanmu. George. Terakhir aku melihatmu kau dulu masih setinggi pinggangku." Pria itu menyentuh pinggangnya dan tertawa. "Kau ingat? Keterlaluan sekali jika kau tidak mengingatku karena dulu aku selalu mengirimmu mainan kayu yang kubuat sendiri." Jonathan tersentak dan tertawa.

"Tentu saja aku ingat, Paman. Aku hanya bercanda." Jonathan memeluk pria tengah baya yang mengaku bernama 'Paman George' itu.

"Sedang apa kau di Melbourne? Dan siapa ini? Temanmu? Astaga, ia cantik sekali." Claudie tersenyum lebar kepada pria itu.

"Paman, ini Claudie. Temanku. Dan Claudie, ini pamanku. Panggil saja Paman George."

"Senang berkenalan dengan anda, Paman George." Paman George tersenyum dan berseru,

"Bagaimana kalau kita makan dulu? Rumahku hanya 4 blok dari sini. Dan aku rasa istriku sedang memasak sesuatu yang lezat. Bagimana? Oh, apakah kalian sudah memiliki tempat peristirahatan? Kalau belum, kalian bisa menginap di rumahku. Jonathan, kau bisa tidur di kamar Edward dan temanmu ini bisa tidur dikamar Luna." Paman George tersenyum kepada Jonathan dan Claudie lalu mereka berdua membalas senyumnya.

"Dengan senang hati, Paman." ujar Jonathan tertawa kecil. Paman George berjalan memunggungi Jonathan dan Claudie lalu mereka berdua pun mengikutinya dari belakang. Lalu Jonathan menyiku sikut Claudie perlahan. Claudie menoleh.

"Kau lihat? Instingku tidak pernah salah, kan?" Jonathan tertawa. Dan itu tidak menahan Claudie untuk tidak ikut tertawa bersamanya.

"You're just lucky." ujar Claudie disela tawanya.

"Terserah apa katamu." Jonathan menggedikan kedua bahunya lalu merangkul Claudie dan menariknya perlahan sehingga sisi tubuh mereka saling tertempel erat.

***

No comments:

Post a Comment