Sunday 29 January 2012

When It Was Autumn #5

“Bintang itu sahabat baiknya langit. Tau alasan kenapa hujan yang turun di malam hari itu nggak menampakkan bintang? Itu karena langit bersedih. Mengetahui bahwa bintang, sahabatnya, nggak bisa menemani langit di malam yang sepi itu. Makanya langit menurunkan hujan. Ia menangis. Sama seperti kita yang nggak--mungkin sulit untuk melepaskan seseorang yang sudah ditakdirkan untuk pergi dari kehidupan kita.”


***


3 buah bintang yang berderet di atas langit malam ini terlihat sangat berkilau. Berlomba-lomba memamerkan cahayanya yang terang benderang.


Kalau dibandingkan dengan cahaya lampu kamarku yang remang, sudah pasti, kalah telak.


Pukul 02:00 pagi. Dan aku belum mengantuk sama sekali. Dua gelas kopi berjejer di atas meja kerjaku, di samping berkas-berkas yang sudah selesai ku kerjakan berjam-jam yang lalu.


Sejak tadi--setelah berkas-berkas terkutuk itu berhasil kuselesaikan, aku memandang ke luar jendela. Memperhatikan pemandangan kota metropolitan yang tidak pernah tidur di malam hari.


Udara malam di musim gugur ini berhasil mengubah pikiranku. Tadinya, aku ingin begadang sampai pagi. Menyaksikan bagaimana suasana kota metropolitan ini saat tidur, meskipun itu tidak mungkin terjadi.


Aku membiarkan cangkir kopi dan berkas-berkas terkutuk itu tergeletak di atas meja kerja. Menutup jendela yang sedari tadi terbuka, beranjak ke tempat tidur dan mematikan lampu.


Klik!


Saatnya bermimpi.


***


07:05. Aku terbangun. Terbangun dari mimpi yang sama sekali tidak bisa dibilang mimpi indah maupun mimpi buruk.


Hari ini, tepat pukul delapan pagi, aku harus menyerahkan berkas terkutuk itu ke atasanku. Si Zombie pemakan otak.


“Huaa, dingin!” aku segera mengeringkan wajahku dengan handuk. Meringis kedinginan. Zombie sialan! Aku memang suka musim gugur, tapi aku tidak suka kalau aku harus bekerja di musim gugur.


“Baiklah.” aku mendesah. “Cepat habiskan sarapanmu dan serahkan berkas terkutuk itu. Juga..berhentilah mengeluh!”


Aku menepuk pipiku dan tertawa kecil.


Inilah pagi di musim gugur yang selalu aku rindukan.


***

No comments:

Post a Comment