Sunday 21 August 2011

W/out Title (copy paste from facebook notes)

Sepertinya tulisan saya di notes ini banyak yang terinspirasi dari sebait lagu, ya? Ha-ha itulah saya. Penikmat lagu lawas tapi tidak bisa memainkan lagunya dengan menggunakan alat musik. How suck x)

Without Title. Well, saya nggak tau saya mesti ngasih judul notes ini apa, maka dari itu, judul notes *eh saya adalah Without Title. Tanpa Judul.

Saya mau membahas tentang ambisi dan obsesi.

Angan-angan->Keinginan->Harapan->Mimpi->Obsesi->Ambisi->Kenyataan.

Amin

Saya berharap sekali hidup saya bisa seperti siklus diatas tadi. Yang semula hanya sebongkah angan-angan, kemudian diasah dan dibentuk menjadi sebuah obsesi dan ambisi, dan Kenyataan sebagai hasil akhirnya.

Obsesi dan Ambisi berbeda.

Menurut saya, Obsesi adalah: Tujuan sementara yang dapat berubah,

dan

Ambisi. Hasrat yang kuat akan suatu Obsesi. Keinginan nyata yang harus dikejar dan di gapai. Diibaratkan seperti deadline dalam suatu pekerjaan.

“Untuk membuka sebuah gembok besi yang besar, hanya dibutuhkan benda kecil dan tipis yang terbuat dari logam, yaitu Kunci.”

Maksudnya?

Kita bayangkan, gembok besar itu adalah mimpi kita. Sebuah hasrat dalam mencapai sesuatu.

Kita pasti berfikir, untuk menaklukan sesuatu yang kuat dan besar, pasti juga dibutuhkan sesuatu yang lebih besar dan lebih kuat dari benda yang ingin kita taklukan, bukan?

Tapi,

Tengoklah kembali Gembok dan Kunci.

Ukuran kunci mungkin hanya sepersepuluh dari ukuran gembok. Tapi, yang bisa menaklukan gembok nan besar itu hanyalah sebuah kunci. Yang ukurannya hanya sepersepuluh, bahkan lebih kecil dari gembok.

Artinya,

Untuk menaklukan mimpi yang besar, kita tidak membutuhkan sesuatu yang lebih besar dari apa yang kita impikan. Ini diibaratkan seperti kebutuhan Tersier.

Tapi, sesuatu yang kita butuhkan yang (mungkin) pernah luput dari perhatian kita, sesuatu yang disebut-sebut sebagai kunci itu, faktanya selalu ada di dekat kita. Hanya saja, ia enggan menampakkan dirinya.

Ia tidak ingin ia yang mencari kita. Tapi ia ingin, kita yang mencarinya.

Alon-alon Asal Kelakon, bung!

No comments:

Post a Comment