Waktu itu, saya pernah berada di dekat kamu. Cukup lama. Bertatapan (tentu saja tatapan ini hanya berselang sepersekian detik karena saya tidak kuasa melihat pancaran mata milik kamu). Dan seketika, jantung saya berdesir. Rasanya nyeri. Nyeri tapi menyejukkan. Dan yang saya tahu saat itu adalah pernyataan bahwa,
Saya ingin memiliki kamu. Seutuhnya.
Saya hanya ingin bersama kamu lebih lama.
Bukan hanya sepersekian detik.
Tetapi sepersekian windu dan dekade. Atau mungkin lebih.
Intinya, saya ingin bersama kamu - berada di dekat kamu lebih lama.
Tapi sekarang saya tidak tahu harus mundur atau bagaimana.
You tweeted "I love you sure," couple days ago.
Dan saya bisa langsung mengira siapa you itu. Itu pasti dia. Seseorang yang kamu tunggu dan kamu harapkan. Seseorang dari masa lalu kamu. Bukan dari present atau future. Tapi dari past. Masa lalu kamu.
Jadi..., saya harus mundur?
Begitu?
Kalau bisa, saya akan mengatakan saya (pernah) menyukai kamu tanpa harus takut ditolak.
Hanya jika saya bisa.
Sudah, biarkan saja. Tak mengapa jika perasaan ini terkikis. Karena saya pernah mengatakan bahwa perasaan ini akan segera terkikis. Soon, entah kapan dan karena setidaknya saya pernah menyukai kamu. Dan saya masih punya banyak waktu untuk memperhatikan dan menulis tentang kamu lebih lama dan lebih banyak lagi. Terimakasih, ya. :)
No comments:
Post a Comment