Singkatnya, saya telah jatuh cinta pada kopi!
Tapi belakangan ibu saya yang selalu melihat saya sibuk di dapur dengan cangkir, ceret, dan stoples yang berisi kopi dan gula berkata; "Jangan suka minum kopi, dek. Masih muda udah suka ngopi. Nanti cepet tua, lho." Aduh, ibu, maaf. Saya sudah terperosok jauh dalam pesona kopi. Pesonanya yang hitam dan anggun. Dan seperti saat ini - saat awan-awan kelabu yang terlihat seperti kapas menggantung di sudut-sudut langit, saya benar-benar membutuhkan kopi.
Seorang novelis pernah memosting sebuah foto yang memperlihatkan secangkir kopi dan me-tweeted;
You, beautiful liquid of happiness.
Never too late..,
For a...,
Kopi. Terima kasih, ya.
No comments:
Post a Comment