Sunday 13 November 2011

Malam Yang Sama Dengan Ratusan Ribu Malam Yang Lain

Diambil dari notes facebook saya disini,

Malam ini, merupakan malam ke ratusan ribu, dengan awan tebal yang menggantung di atas langit, dan juga bulan yang tampak tersenyum padaku. Entah senyum meremehkan atau bukan. Intinya, ia tersenyum.

Hanya ada beberapa bintang dilangit. Aku dapat menghitungnya. Mungkin sekitar 4 sampai 5 buah---yang sempat kuhitung dan yang sempat kulihat.

Awan tebal dilangit pada malam hari, terlihat bergerak dengan cepat. Awan-awan itu terbawa angin malam yang sempat membuatku merinding. Angin yang membuatku ingin memiliki dan mendekap sesuatu. Sesuatu yang hangat. Pelukan, misalnya.

Bulan yang tampak saat ini adalah bulan purnama penuh. Terlihat bulat sempurna dan, mengagumkan. Aku menatap bulan itu dalam. Saaangat dalam. Lebih dalam dari samudera pasifik--baiklah, sedikit lebih rendah daripada itu.

Aku merasakannya. Tatapan bulan yang sudah ratusan kali kulihat. Dan anehnya, aku tidak pernah bosan akan tatapan itu. Tatapan yang sama dalamnya dengan tatapanku tadi, tatapan yang membuatku ingin menatapnya lebih dalam dan lebih lama lagi. Seakan menyihirku untuk masuk kedalamnya dan membujukku untuk tidak beranjak darisana.

Angin malam semakin berhembus kencang. Kupeluk diriku sendiri. Tidak hangat. Aku malah dengan jelas dapat merasakan telapak tangan dan lenganku yang dingin.

Setidaknya, ini lebih baik. Setidaknya, pelukan ini nyata. Ya, nyata. Nyata senyata-nyatanya.

***

Aku melihatnya lagi. Dan untuk keratusan kalinya, ia tersenyum dan menatap mataku dalam. Tatapan dan senyuman yang jujur--tak pernah aku mengerti apa maksudnya.

No comments:

Post a Comment