Wednesday, 14 November 2012

Jangan Paksa Saya Untuk Berhenti...,

Jangan paksa saya untuk berhenti menulis.
Karena itu sia-sia dan saya akan terus menulis.
Jadi maaf - maaf sekali kalau saya sering menulis - tentang kamu.
Karena hanya kamu yang selalu malang melintang di pikiran saya saat ini.
Iya, kamu. Kamu si-tanpa-huruf-A-besar.
Kamu yang tidak sipit. Dan kamu yang tadi hanya berjarak beberapa sentimeter dari saya.

Jangan paksa saya untuk berhenti memikirkan kamu, si-tanpa-huruf-A-besar.
Karena itu sia-sia. Kenapa? Karena dengan seiring berjalannya waktu, perasaan itu (mungkin) akan memudar, mengikis dan hilang.
Jadi jangan paksa saya.
Biar begini saja.

Tadi saya pikir kamu menghindar dari saya. Tapi ternyata tidak. Kamu masih seperti biasa. Santai, cuek, slengean dan lucu. Dan tadi kami juga mengobrol. Masih membicarakan hal-hal yang sepele. Dan saya menyukainya. Sungguh. Caramu tertawa, berbicara dan menyerukan nama saya.

Saya suka. Jadi jangan pernah paksa saya untuk berhenti. Berhenti menulis, memikirkanmu dan menyukaimu.

***

I don't want keep secret with me to death. But I'm afraid. Yes, the only reason is..., I'm afraid. I'm afraid to admit that I had fallen in love with you - for the second time. In a same hole. A hole named love. ***

No comments:

Post a Comment