Thursday 31 May 2012

Mendung

Hari ini mendung, A. Pasti sebentar lagi hujan akan turun. Aku suka hujan, lho. Semua yang berhubungan dengan hujan. Rintiknya yang jatuh perlahan membasahi bumi, iramanya, aroma hujan yang membasahi tanah.., semuanya. Tapi hujan itu akan menjadi jauh lebih indah saat kau ada disini - menunggu datangnya hujan dari langit mendung yang kelabu bersamaku.

Aku juga suka musim gugur. Tapi sayangnya tidak ada musim seperti itu di negaraku. Rasanya menyenangkan melihat daun-daun yang kekuningan berguguran jatuh ke bumi. Angin yang berhembus, suasana yang dibawa oleh musim itu sendiri, semuanya, dan lagi, saat aku ada disana - bersamamu, memandang daun-daun kering yang mulai perlahan jatuh ke bumi. Dan ada satu hal yang ingin aku lakukan saat itu juga,

Memelukmu.

Satu tetes air mulai turun membasahi bumi. Langit telah menumpahkan cairannya. Satu tetes, dua tetes, tiga tetes..,

Langit sedang menangis. Apa yang sedang ia tangisi? Kepergian seseorang? Kehilangan sesuatu yang berharga?

Yang pasti, saat aku kehilanganmu, aku tidak akan ragu-ragu untuk menumpahkan berliter-liter air dari kedua mataku seperti yang langit lakukan. Awan kelabu telah mengepungku. Aku tidak bisa berkutik. Yang bisa aku lakukan hanya menangis, berharap dari tiap tetes air mataku akan berubah menjadi sebuah tameng yang dapat melindungiku dari berbagai macam rasa kehilangan yang mendalam.

Salah satunya rasa kehilangan akan hilangnya dirimu.

Awan Colombus mulai menampakkan dirinya. Bukan awan mendung biasa. Ini sudah lebih dari mendung yang biasanya.

Bersiaplah, tamengku sepertinya tidak akan sanggup untuk menanggung seluruh rasa kehilanganku akan dirimu. Ya, sepertinya.

No comments:

Post a Comment