#A, pernah ngerasain gimana rasanya suka sama seseorang sampai benar-benar suka? Entahlah. Aku juga nggak tau kenapa tiba-tiba aku bertanya seperti ini.
#A, aku nggak tau gimana perasaan kamu sama #L atau yang lain. Hanya kamu, Tuhan dan malaikat yang tau. Dan aku juga nggak berhak untuk tau, kan?
#A, memaksakan kehendak itu...tidak boleh, ya? Otak dan hati tidak lagi berada di jalur yang sama. Sedangkan mereka saling membutuhkan kan, #A?
#A, aku tau kau jauh. Dan aku harap aku punya telepati. Agar aku bisa tau apa yang sedang kau pikirkan. #A, sepertinya aku bukan aku yang dulu lagi. Aku telah banyak berubah. Tidak hanya secara fisik. Tapi juga secara sifat dan rohani.
#A, kau mempunyai telinga tapi kau tidak bisa mendengarku saat aku berteriak memanggil namamu.
#A, kau mempunyai mulut tapi kau tidak bisa menjawab rentetan pertanyaan dariku.
#A, kau mempunyai mata tapi kau tidak bisa melihatku yang sedang tersenyum saat memikirkanmu.
Kita bertolak belakang, #A.
Aku selalu mendengarmu.
Aku selalu melihatmu, memperhatikanmu.
Walaupun jauh, aku tetap mencari jalan agar aku bisa mendengar dan melihatmu.
Aku selalu menjawab pertanyaanmu sebisa mungkin--walaupun mustahil.
Bahkan bibirku selalu menyunggingkan seulas senyum saat aku melihat wajahmu dalam foto.
Entahlah, #A. Aku tidak mengerti. Sungguh. Kadang aku bertanya dalam hati. "Kenapa aku bisa menyukaimu?"
Dan seperti biasa, jawaban itu tak kunjung datang.
***
No comments:
Post a Comment